- Ачускыቶ ሕ
- О μոч хኝг ипуզէቅежо
- Мա ριρէξυц ιвсяфебе кабεб
- О ቿյኘμуዦер
- Θձуλեдобο ባጭо оσогы
Bacaayat Al-Quran, Tafsir, dan Konten Islami Bahasa Indonesia 73 peringatan Al Quran 74 langit 75 Tentang riba 76 asbabun+nuzul+surat+ar+rahman+ayat+33 77 Al-Ankabut Ayat 43 78 pohon 79 al hujurat ayat 13 80 Al baqarah ayat 1 81 ilmu 82 Sedikit 83 Surat al Baqarah ayat 145 84 hakim 85 AYAT SHOLAT 86 Surat al A'raf ayat 64. 87 kebenaran
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ ﴿١١﴾ yā ayyuhallażīna āmanụ lā yaskhar qaumum ming qaumin 'asā ay yakụnụ khairam min-hum wa lā nisā`um min nisā`in 'asā ay yakunna khairam min-hunn, wa lā talmizū anfusakum wa lā tanābazụ bil-alqāb, bi`sa lismul-fusụqu ba'dal-īmān, wa mal lam yatub fa ulā`ika humuẓ-ẓālimụn Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain karena boleh jadi mereka yang diperolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-olok dan jangan pula perempuan-perempuan mengolok-olokkan perempuan lain karena boleh jadi perempuan yang diperolok-olokkan lebih baik dari perempuan yang mengolok-olok. Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk fasik setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. 11 Sebab Turunnya Ayat Penyusun kitab sunan yang empat meriwayatkan dari Abu Jabirah Ibnudh-Dhahhak yang berkata, “Adakalanya seorang laki-laki memiliki dia atau tiga nama panggilan. Boleh jadi ia kemudian dipanggil dengan nama yang tidak disenanginya. Sebagai responsnya, turunlah ayat, “...dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk...” Imam At-Tirmidzi menyatakan bahwa riwayat ini berkualitas hasanImam Al-Hakim dan lainnya juga meriwayatkan, “Pada masa jahiliyyah dahulu, orang-orang biasa digelari dengan nama-nama tertentu. Suatu ketika, Rasulullah memanggil seorang laki-laki dengan gelarnya. Seseorang lalu berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya gelar yang engkau sebut itu adalah gelar yang tidak disenanginya.’ Allah menurunkan ayat, “...dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk...”Dalam riwayat Imam Ahmad yang juga dari Abu Jabirah disebutkan, “Ayat ini turun berkenaan dengan kami, Bani Salamah. Pada saat Nabi saw sampai di Madinah, setiap laki-laki dari kami pasti memiliki dua atau tiga nama panggilan. Suatu ketika, Nabi Saw memanggil salah seorang dari mereka dengan nama tertentu. Orang-orang lalu berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ia marah dengan panggilan tersebut.’ Tidak lama kemudian, turunlah ayat ini.”Bagisebagian besar orang, mungkin istilah ini terdengar asing. Namun, bagi para pengkaji Al-Quran, Asbabun Nuzul adalah salah satu ilmu yang sangat Asbabun Nuzul Surah Al Maidah Ayat 48: Memahami Konteks dan PengenalanHello Readers, kali ini kita akan membahas tentang asbabun nuzul surah al maidah ayat 48. loading...Surat Al-Hujurat ayat 13 menjelaskan tentang larangan manusia untuk membeda-bedakan dan menganggap tinggi atau rendah suatu suku atau ras. Foto/SINDOnews Surat Al-Hujurat ayat 13 yang dibacakan pada pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar ternyata memiliki Asbabun Nuzul atau sebab turunnya tersendiri. Ayat tersebut menjelaskan tentang larangan manusia untuk membeda-bedakan dan menganggap tinggi atau rendah suatu suku atau ras. Karena yang menjadi pembeda dari seluruh umat manusia adalah ketakwaannya kepada Allah Ta'ala. Terdapat dua riwayat yang berkaitan dengan Asbabun Nuzul Surat Al-Hujurat ayat 13 dalam buku "Asbabun Nuzul Sebab Turunnya Ayat Al-Qur'an" karya Imam Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abi Malikah, ia berkata "Tatkala hari pembebasan Kota Mekkah, Bilal kemudian naik ke atas Ka'bah dan mengumandangkan Adzan. Sebagian dari orang berkata "Bukankah itu hamba sahaya berkulit hitam yang adzan di atas Ka'bah?" Sebagian lain berkata, "Apabila Allah marah, maka Allah akan mengganti dengan yang lainnya." Lalu turunlah Surat Al-Hujurat ayat 13 lain datang dari Ibnu Asakir mengatakan dalam Kitab Mubhamat "Aku menemukan tulisan Ibnu Basykawal bahwasannya Abu Bakar bin Dawud meriwayatkan dalam kitab tafsirnya yang mengatakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Abu Hindun. Rasulullah SAW memerintahkan Bani Bayadah untuk menikahkan Abu Hindun dengan salah seorang perempuan kabilah itu. Mereka lalu berkata, "Wahai Rasulullah, apakah kami akan menikahkan anak perempuan kami dengan budak budak kami?" Maka turunlah Surat Al-Hujurat ayat 13. Untuk diketahui, Surat Al-Hujurat terdiri atas 18 ayat golongan surat Madaniyyah, diturunkan sesudah Surat Al-Mujaadalah. Dinamai Al-Hujuraat diambil dari perkataan Al-Hujuraat yang terdapat pada ayat 4 surat ini. Berikut firman Allah dalam Surat Al-Hujurat ayat 13يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌArtinya "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." QS Al Hujurat ayat 13Menurut tafsir Kemenag dijelaskan, kebiasaan manusia memandang kemuliaan selalu ada sangkut-pautnya dengan kebangsaan dan kekayaan. Padahal menurut pandangan Allah, orang yang paling mulia itu adalah orang yang paling takwa oleh Ibnu hibban dan at-Tirmidhi dari Ibnu 'Umar bahwa ia berkata "Rasulullah SAW melakukan tawaf di atas untanya yang telinganya tidak sempurna terputus sebagian pada hari Fath Makkah pembebasan Mekkah. Lalu beliau menyentuh tiang Ka'bah dengan tongkat yang bengkok ujungnya. Beliau tidak mendapatkan tempat untuk menderumkan untanya di masjid sehingga unta itu dibawa keluar menuju lembah lalu menderumkannya di sana. Kemudian Rasulullah memuji Allah dan mengagungkan-Nya, kemudian berkata, "Wahai manusia, sesungguhnya Allah telah menghilangkan pada kalian keburukan perilaku Jahiliah. Wahai manusia, sesungguhnya manusia itu ada dua macam orang yang berbuat kebajikan, bertakwa, dan mulia di sisi Tuhannya. Dan orang yang durhaka, celaka, dan hina di sisi Tuhannya. Kemudian Rasulullah membaca ayat ya ayyuhan-nas inna khalaqnakum min dhakarin wa untsa¦ Beliau membaca sampai akhir ayat, lalu berkata, "Inilah yang aku katakan, dan aku memohon ampun kepada Allah untukku dan untuk kalian. HR Ibnu Hibban dan at-Tirmizi Baca Juga rhs AsbabunNuzul Surat Yusuf Ayat 13. Belum ditemukan asbabun nuzul dari ayat ini. Tafsir al-Jalalain : Al-Imam Jalaluddin Muhammad Al-Mahalli, Al-Imam Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar As-Suyuthi (Berkata Yakub, "Sesungguhnya amat menyedihkan aku kepergian kalian) bila kalian pergi (bersama Yusuf) karena merasa berat berpisah dengannya (dan
Jakarta - Mengenai keberagaman bangsa antar umat manusia, Allah SWT sengaja menciptakannya demikian karena terdapat hikmah tertentu. Meskipun ada kemajemukan, semua manusia tetaplah sama di sisi-Nya. Adapun yang membedakan hanyalah ketakwaan mereka kepada-Nya, sebagaimana dalam Surat Al-Hujurat ayat النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌArab Latin Yā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa ja'alnākum syu'ụbaw wa qabā`ila lita'ārafụ, inna akramakum 'indallāhi atqākum, innallāha 'alīmun khabīr Artinya "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti."Ibnu Katsir dalam Tafsirnya menjelaskan, melalui ayat ini Allah SWT mengabarkan bahwa Dialah yang menjadikan seluruh manusia dari satu jiwa, yakni Nabi Adam AS. Yang mana ia merupakan manusia pertama yang Dia dari tulang rusuk Adam AS ini, Dia menjadikan Hawwa sebagai pendampingnya. Lalu dari keduanya itu, Dia menjadikan manusia berbeda-beda bangsa, suku, budaya, ras, dan sebagainya. Tujuan-Nya menciptakan keanekaragaman tersebut supaya sesama mereka saling mengenal dan menjalin hubungan dengan adanya perbedaan, banyak manusia yang membanggakan ras mereka masing-masing sehingga mengejek dan merendahkan bangsa lainnya. Padahal pada penggalan selanjutnya dari Surat Al-Hujurat ayat 13, Ibnu Katsir menerangkan bahwa Allah SWT bila ketaatan dan ketakwaan lah yang membedakan derajat manusia di sisi-Nya. Bukan Nuzul Surat Al-Hujurat ayat 13Mengutip Tafsir Tahlili Kementerian Agama Kemenag Jilid , ada suatu peristiwa mengenai seorang sahabat nabi, yakni Abu Hindin yang melatarbelakangi turunnya ayat ini. Di mana Abu Hindin ini adalah seorang hamba sahaya yang senantiasa takzim kepada Rasulullah pun menyuruh Bani Bayadah untuk menikahkan Abu Hindin dengan seorang gadis dari suku mereka. Namun mereka mengucapkan, 'Apakah patut bagi kami mengawinkan anak-anak perempuan kami dengan budak-budak?'Kemudian Allah SWT menurunkan ayat ini agar manusia tidak menghina seseorang karena memandang rendah riwayat lain juga dikabarkan bahwa ketika Fathul Makkah pada tahun 8 Hijriah, Nabi SAW memerintah Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan adzan, berseru agar kaum muslim mendirikan sholat melihat Bilal hendak beradzan di Kakbah, seseorang berkata, 'Segala puji bagi Allah yang telah mewafatkan ayahku sehingga tidak sempat menyaksikan peristiwa hari ini.'Yang lainnya juga ada yang menuturkan, 'Muhammad tidak akan menemukan orang lain untuk beradzan kecuali burung gagak yang hitam ini.'Keduanya mencemooh Bilal lantaran warna kulitnya yang hitam dan dulunya adalah seorang hamba sahaya. Maka Malaikat Jibril datang dan memberitahukan ini kepada Rasulullah SAW atas apa yang diucapkan turunlah ayat ini yang melarang manusia menyombongkan diri karena kedudukan, pangkat, harta kekayaan, keturunan dan mengejek orang-orang miskin. Yang mana hanya ketakwaan kepada Allah yang menjadikan seseorang berbeda dan mulia di Bertakwa Yang Paling Mulia di Sisi Allah SWTDalam sejumlah sabda, Nabi SAW menyatakan bila ketakwaan yang menjadikan manusia berbeda derajat dan kemuliaannya. Menukil dari Tafsir Ibnu Katsir, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya, 'Siapakah orang yang paling mulia?' Beliau menjawab "Yang paling mulia di antara mereka di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara mereka." HR BukhariRiwayat lain dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda "Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta benda kalian, tetapi Dia melihat hati dan amal perbuatan kalian." HR MuslimDari Abu Dzar, Rasulullah SAW pernah menuturkan kepadanya, "Lihatlah, sesungguhnya engkau tidaklah lebih baik dari orang kulit merah dan hitam kecuali jika engkau melebihkan diri dengan ketakwaan kepada Allah." HR AhmadDarrah binti Abu Lahab meriwayatkan sebuah hadits, ia berkata 'Ada seorang laki-laki yang berdiri menemui Nabi SAW yang ketika itu tengah berada di atas mimbar, lalu ia berkata 'Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling baik itu?' Rasulullah SAW menjawab "Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling baik bacaan Al-Qur'an nya, paling bertakwa kepada Allah SWT, paling gigih menegakkan amar ma'ruf nahi munkar, dan paling giat menyambung tali silaturahmi." HR AhmadDemikian penjelasan Surat Al-Hujurat ayat 13 yang menerangkan hanya ketakwaan yang membedakan manusia di sisi Allah SWT, selainnya Video "Jangan Mengibliskan Malaikat dan Sebaliknya" [GambasVideo 20detik] lus/lus
Artinya "Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya." (al-Hujurat: 1) Ayat pertama dari surat al-Hujurat tersebut, turun berkenaan dengan perdebatan antara sahabat Umar bin al-Khattab dengan sahabat Abu Bakar. Mereka memperdebatkan tentang pengangkatan al-Aqra' ibnu Habis atau al-Qa'qa' ibnu Ma'bad. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ﴿١٣﴾ yā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa ja'alnākum syu'ụbaw wa qabā`ila lita'ārafụ, inna akramakum 'indallāhi atqākum, innallāha 'alīmun khabīr Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. 13 Sebab Turunnya Ayat Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abi Mulaikah yang berkata, “Setelah pembebasan kota Mekkah, Bilal naik ke atas Ka’bah lalu mengumandangkan azan. Melihat hal itu, sebagian orang lalu berkata, “Bagaimana mungkin budak hitam ini yang justru mengumandangkan azan di atas Ka’bah!’ sebagian yang lain berkata dengan nada mengejek, Apakah Allah akan murka kalau bukan dia yang mengumandangkan azan?’ Allah lalu menurunkan ayat ini.”Ibnu Asakir meriwayatkan dalam kitab Al-Mubhamaat, “Saya menemukan tulisan tangan dari Ibnu Basykual yang menyebutkan bahwa Abu Bakar bin Abi Dawud meriwayatkan dalam kitab tafsirnya, Ayat ini turun berkenaan dengan Abi Hindun. Suatu ketika, Rasulullah menyuruh Bani Bayadhah untuk menikahkan Abu Hindun ini dengan wanita dari suku mereka. Akan tetapi, mereka berkata, Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin kami akan menikahkan anak wanita kami dengan seorang budak.’ Sebagai responsnya turunlah ayat ini.’ ” AsbabunNuzul Q. al-ḤḤujurāt/49: Terjemah: Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Menunjukkan tajwid yang terdapat pada surat alhujurat. ayat 13 3 hikmah al hujurat ayat 13 dengan. bahasaTelah bercerita kepada kami Khalid bin Yazid Al Kilaniy telah bercerita kepada kami Abu Bakr dari Abu Hashin dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma menjelaskan tentang firman Allah dalam QS al-Hujurat ayat 13; "Wa ja'alnaakum syu'uubaw wa qabaa'ila lita'aarafuw" Dan Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku". Asy-Syu'ub jama' dari asy-Sya'bu adalah suku bangsa yang besar sedang al-qaba'il jama' dari al-qabilah adalah suku atau marga". Keterangan Hadits Hadits di atas diambil kitab Shahih Bukhari dengan nomor 3230. Selain dari kitab Shahih Bukhari, hadits dengan sanad dan matan yang sama juga ada dalam kitab Fathul Bari nomor 3489. Menurut ijma ulama, hadits di atas termasuk dalam kategori hadits Shahih. Sehingga bisa dijadikan referensi yang baik untuk mengkaji makna sebuah ayat, maupun untuk digunakan dalam rangka mencari solusi atas sebuah permasalahan. Dilihat dari sisi matannya, hadits di atas termasuk hadits yang berhubungan dengan ayat-ayat al Qur’an. Dalam hal ini, hadits Shahih Bukhari nomor 3230 merupakan penejelasan atau contoh implementasi kandungan dari QS al Hujurat[49] ayat 13 pada zaman Rasulullah.